Rajin Shalat tapi Masuk Neraka – Shalat adalah ibadah yang diwajibkan bagi kaum muslimin. Shalat juga menjadi amal perbuatan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat. Perintah shalat dalam Al-Qur’an sering diulang-ulang dengan istilah ‘aqiimuu’ yang memiliki makna ‘dirikanlah’.
Dalam hal ini, shalat bukan hanya sekedar kewajiban belaka melainkan juga harus memenuhi syarat dan rukun shalat serta memberikan pengaruh yang baik bagi kehidupan seorang muslim. Jika seseorang rajin shalat, namun tidak mampu memberikan pengaruh yang baik bagi kehidupannya maka hal itu bisa menjadi sebuah kerugian.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya shalat bisa mencegah dari perbuatan keji dan munkar.” (QS. Al-‘Ankabut [29]: 45).
Sejatinya shalat bukan hanya ibadah yang menjadi rutinitas belaka, lebih dari itu shalat juga harus bisa membuat seseorang memiliki akhlak yang baik dan menjauhi kemaksiatan. Adanya golongan orang yang rajin menjalankan shalat namun tidak mampu mencegahnya untuk bermaksiat bisa menyebabkan mereka masuk ke neraka, sebagaimana golongan manusia berikut ini.
Golongan orang yang rajin shalat tapi suka berdusta
Salah satu ciri orang yang munafik adalah suka berdusta, dan balasan dari orang yang suka berdusta adalah siksa yang pedih di akhirat kelak. Sehingga ketika seseorang rajin shalat, namun dia tetap saja suka berdusta dan tidak segera bertaubat dengan perbuatannya tersebut, maka nerakalah balasannya.
Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada perbuatan baik, dan perbuatan baik menunjukkan kepada surga dan sesungguhnya seseorang yang membiasakan jujur ia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya dusta menunjukkan kepada perbuatan dosa, dan perbuatan dosa menunjukkan kepada neraka, dan seseorang yang biasa berdusta ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari Muslim).
Golongan orang yang shalat namun tetap suka minum khamr
Khamr atau minuman keras dan juga obat-obatan terlarang termasuk barang yang diharamkan karena memberikan efek kerusakan bagi tubuh maupun pikiran.
Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan.” (QS. Al-Maidah: 90).
Rasulullah SAW bersabda: “Allah melaknat (mengutuk) khamr, peminumnya, penyajinya, pedagangnya, pembelinya, pemeras bahannya, penahan atau penyimpannya, pembawanya dan juga penerimanya.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Golongan orang yang shalat namun tetap percaya dukun
Percaya kepada perkataan ataupun ramalan dukun termasuk perbuatan dosa karena mengandung unsur syirik. Rasulullah melarang umatnya mendatangi dukun atau peramal, terlebih mempercayai perkataannya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini:
“Barangsiapa mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari.” (HR. Muslim dan Ahmad).
“Barangsiapa mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya maka ia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Golongan orang yang shalat namun tidak menjaga lisannya dari ghibah atau bergunjing
Berprasangka buruk atau menggunjingkan seseorang dengan membuka aib atau kejelekannya termasuk perbuatan dosa sehingga Allah melarang keras hamba-Nya melakukan ghibah, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujarat: 12).
Rasulullah SAW bersabda: “Berhati-hatilah kalian dengan tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari Muslim).
Bergunjing dan berprasangka buruk merupakan akhlak yang tercela dan termasuk perbuatan yang bathil sehingga Allah melarang hamba-Nya berbuat demikian.
Golongan orang shalat namun mengabaikan anak yatim, fakir miskin dan orang lain yang membutuhkan
Seorang muslim yang beriman bukan hanya sibuk dengan ibadahnya kepada Allah SWT tetapi juga memiliki kepekaan terhadap lingkungan di sekitarnya. Tidak akan sempurna iman seseorang jika dia masih mengabaikan anak yatim maupun kaum miskin dan orang-orang yang membutuhkan pertolongannya, padahal dia mampu.
Allah SWT berfirman: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah [2]: 195).
Sejatinya shalat merupakan tiang agama, shalat bisa menjadi pembeda kaum muslim dengan kaum kafir. Sudah seharusnya shalat mencegah kita dari perbuatan yang keji lagi munkar. Nah, sudah benarkah shalat kita?
Wallahu a’lam Bish-shawab.