syarat-syarat-zakat

Syarat-syarat Zakat

Untuk membatasi pengertian zakat dan syaratnya, kami berpegang pada makna syarat yang berarti: hal-hal atau sesuatu yang ada atau tidak adanya hukum tergantung ada dan tidak adanya sesuatu itu.[1] Dari pengertian tersebut, syarat dalam zakat ada dua, yaitu:

  • Syarat zakat yang berhubungan dengan subyek atau pelaku (muzakkī : orang yang terkena wajib zakat) adalah Islam, merdeka, balig dan berakal.[2]
  • Syarat-syarat yang berhubungan dengan jenis harta (sebagai obyek zakat)

Mengenai jenis harta (kekayaan) yang menjadi obyek zakat secara umum telah disebutkan dalam al Qur’an, kemudian diperincikan dan diperjelas dalam hadis-hadis nabi, menyangkut pada lima kelompok harta, namun macam- macam jenis harta tersebut, tidak sebagai pembatasan yang mutlak dan bersifat mati, akan tetapi additional  yaitu sesuai dengan waktu itu.[3]

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa pada prinsipnya jenis (macam-macam) harta yang menjadi obyek zakat adalah harta yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:[4]

1)   Milik penuh

Artinya penuhnya pemilikan, maksudnya kekayaan itu harus berada dalam kontrol dan dalam kekuasaan yang punya, (tidak bersangkut di dalamnya hak orang lain), baik kekuasaan pendapatan maupun kekuasaan menikmati hasilnya.

2)  Berkembang

Artinya harta itu berkembang, baik secara alami berdasarkan sunatullāh maupun bertambah karena ikhtiar manusia. Makna berkembang di sini mengandung maksud bahwa sifat kekayaan itu dapat mendatangkan income, keuntungan atau pendapatan. Dengan begitu nampak jelas bahwa jenis atau macam-macam harta (kekayaan) tidak hanya yang dijelaskan dalam hadis nabi, melainkan pada harta yang mempunyai potensi dapat dikembangkan atau berkembang dengan sendirinya.

3)  Mencapai Nisab

Artinya mencapai jumlah minimal yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Contoh: nisab ternak unta adalah lima
ekor dengan kadar zakat seekor kambing baca juga nisab zakat mal. Sehingga apabila jumlah unta kurang dari lima ekor maka belum wajib dikeluarkan zakatnya.

Adapun ketentuan nisab zakat ini berdasarkan hadis Nabi SAW sebagai berikut:

ليس فيمادون خمسة أوسق صدقة ولافيمادون
خمس ذودصدقة ولافيمادون خمس أواق صدقة[5]

4) Lebih dari kebutuhan pokok

Artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu melebihi kebutuhan pokok yang diperlukan oleh diri dan keluarganya untuk hidup wajar sebagai manusia.

5)  Bebas dari hutang

Artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu bersih dari hutang, baik hutang kepada Allah (nażar atau wasiat) maupun hutang kepada sesama manusia.

6)  Berlaku setahun

Suatu milik dikatakan genap setahun menurut al-Jazaili dalam kitabnya Tanyinda al-Haqā’iq syarh Kanzu Daqā’iq, yakni genap satu tahun dimiliki.[6] Hal ini sebagai mana dalam hadis Nabi SAW diriwayatkan oleh Ibnu Umar, sebagai berikut:

لاتجب فى مال زكاة حتى يحول عليه الحول[7]

Tahun yang dimaksud adalah hitungan tahun Qamariyyah. Syarat ini hanya terbatas pada jenis harta: zakat ternak, emas perak dan harta dagangan, masuk dalam istilah zakat modal. Untuk hasil pertanian, buah-buahan, harta karun dan yang sejenis disebut zakat pendapatan, tidak disyaratkan satu tahun.[8]

[1] Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Usul Fiqh, penerj. Iskandar
al-Barsany, cet. Ke-3, (Jakarta: Rajawali Press, 1993), hlm. 185. 
[2] Wahbah az-Zuhailī, Zakat Kajian…., hlm.98-100.
[3] Ali Yafie, Makalah Seminar Pengembangan Manajemen Zakat tgl. 31Januari-1
Februari 1990 di IAIN Raden Intan Lampung, terkumpul dalam buku Pengembangan
Manajemen Zakat
, (Lampung, Proyek Pengembangan IAIN Raden Intan Lampung:
1990), hlm. 18.
[4] Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi…hlm. 41.
[5]Imām Muslim, Sahīh Muslim,Kitab az-Zakāh,(Beirut: Dār al-Fikr t.t)
hlm. 390.
[6]Syauqi Isma’il Syahatin, Penerapan Zakat di Dunia Modern (Jakarta:
Pustaka Dian Antar Kota, 1986), hlm. 128.
[7] Malik bin Anas, Al-Muwaţţa, Kitab az-Zakah bab az-Zakah fi
al-Aini min az-zahab wa al-waraqi, (ttp: tnp, t.t.) Hadis no. 6  I:168.
[8] Yūsuf al-Qaradawī, Hukum…(terj.), hlm. 161.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *