Tongkrongan Islami – Dalil yang menunjukkan adanya kewajiban zakat tumbuh-tumbuhan Hasil Pertanian adalah firman Allah SWT:
ياأيّّهاالذّين امنواأنفقوامن طيّبات ماكسبتم وممّّاأخرجنالكم من الأرض[1
Ayat ini memerintahkan untuk mengeluarkan zakat dari apa yang dikeluarkan dari bumi. Mengenai kewajiban zakat hasil pertanian ini tidak ada perbedaan pendapat dikalangan ulama. Namun mereka masih berbeda pendapat tentang jenis pertanian yang wajib dizakati. Dalam hal ini ada beberapa pendapat:[2]
1) Al-Hasan al-Basri, as-Sauri, dan as-Sya’ti berpendapat bahwa hasil pertanian yang wajib dizakati hanya empat macam jenis tanaman, yaitu: gandum, kurma, padi dan anggur. Selain empat macam tersebut tidak wajib zakat.
2) Imam Abu Hanifah, berpendapat wajib dizakati semua hasil tanah yang diproduksi oleh manusia, dengan sedikit pengecualian antara lain pohon-pohonan yang tidak berbuah.
3) Imam Malik berpendapat, wajib dizakati semua hasil bumi yang bisa tahan lama dan dan diproduksi oleh manusia.
4) Imam asy-Syafi’i berpendapat, wajib dizakati semua hasil bumi yang memberi kekuatan (mengenyangkan), bisa tahan lama dan diproduksi oleh manusia. Ketentuan berdasarkan firman Allah, sebagai berikut:
وهوالذي انشأجنّات معروشات وغيرمعروشات والنّحل والزّرع مختلفااكله والزيتون والرّمّان متشابهاوغير متشابه كلوامن ثمره اذا أثمرواتواحقّه يوم حصاده [3
Sedangkan Mahmud Syaltout berpendapat bahwa wajib dizakati semua tanaman dan buah-buahan yang diproduksi manusia, berdasarkan firman Allah, sebagai berikut:
ياأيّهااّلذين امنواانفقوامن طيّبات ماكسبتم وممّااخرجنالكم من الأرض [4
Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa semua hasil bumi wajib dizakati tanpa terkecuali, termasuk pula hasil yang terkena pajak (kharajiyiiah), Adapun zakat hasil bumi itu berkaitan dengan masa panennya bukan setahun sekali, akan tetapi lebih dari sekali setahun atau sebaliknya bisa lebih dari setahun sekali zakatnya jika tanaman itu panennya lebih dari setahun.[5]
Adapun nisabnya adalah bila telah mencapai lima wasak, sebagaimana hadis riwayat Muslim dari Ishak bin Mansur, sebagai berikut:
ليس في حبّ ولا تمرّ صدقة حتىّ يبلغ خمسة او سقّ ولا فيماذون خمس دون صد قة ولا فيمادون خمس أواق صدقة[6
Sedangkan kadar zakatnya adalah 10% bila disiram dengan air sungai atau air hujan, dan 5% jika diairi dengan kincir yang ditarik oleh binatang atau disiram dengan alat yang memakan biaya. Hal ini berdasarkan pada hadis riwayat al-Bukhari dari Salim bin Abdullah:
فيماسقت السماءوالعيون أو كان عثريّاالعشر وماسقي بالنّضح نصف العشر[7
Adapun menurut perhitungan yang telah ditetapkan oleh departemen agama lima wasaq adalah 750 kg beras atau 1350 kg gandum kering.[8]
Catatan Kaki
[1] Al-Baqarah (2): 267.
[2] Masjfuk Zuhdi, Masa’il Fiqhiyyah. (Jakarta: Masagung, 1993), hlm. 210-211.
[3] Al-An’am (6): 141.
[4] Al-Baqarah (2): 267.
[5] Mahmud Syaltout, Al-Fatāwā, (ttp: Dār al-Qalam, t.t.), hlm. 122-123.
[6] Imām Muslim, Sahīh Muslim, Kitab az-Zakāh, I: 390, Hadis dari Ishak bin Mansur.
[7] Imām al-Bukhari,Sahīh al-Bukhārī,Bab al-Usyr lima yusqa min mā’i samā’i wa bil mā’i jarī, II: 148, Hadis riwayat Bukhari dari Salim bin Abdullah.
[8] Proyek Peningkatan Sarana Keagaman Zakat dan Wakaf (Jakarta: Pedoman Zakat, t.t.), hlm. 197.